04 Oktober 2010

esensi sebuah harga diri

Esensi Sebuah Harga Diri

Entah mengapa hari ini hasrat untuk menulis saya muncul, bak pemain sepak bola yang ditawari pelatih untuk membela Tim Nasional, tak ada keraguan yang tersisa. Ya saya tulis, Saya pakai kostum itu…Masa-masa sekolah yang saya jalani, membekas bagai alunan melodi kres mol, romantika kehidupan rock and roll anak kampung yang belajar dewasa dari sudut pandang sistem belajar mengajar sekolah umum.
Tiba-tiba saya teringat akan perdebatan dengan guru ketika duduk di bangku sekolah dasar kelas 4. Saat itu saya mempertahankan argumen bahwa jawaban saya masih bisa dikategorikan benar. Ya sebenarnya salah, karena saya menulis hari Minggu hanya dengan Mingu. Ketika mempertahankan argumen hasil mencangkok di pelajaran biologi saat SMP kelas 3. Penggunaan jenis kaca spion di sepeda motor saat pelajaran Fisika kelas X. Hingga kejadian paling heroik ketika saya berpendapat bahwa “ salah satu penyebab jerawat adalah karena kacang tanah “ tanpa refrensi dan berpikir panjang “ hanya berdasar kenyataan “ saat duduk di semester 1. Sosok guru di atas mempunyai caranya masing-masing dalam menanggapi aksi muridnya. Ada yang kolot dan cukup mengatakan itu tidak benar tanpa memberikan alasan, ada yang menertawakan, tanpa memberi pembenaran, tetapi ada juga yang justru melempar pertanyaan untuk menggali lebih dalam akan pemahaman anak didiknya, hingga akhirnya sang murid dapat memahami pendapatnya yang kurang tepat. Diambilnya sosok guru karena menurutku beliau adalah tokoh yang mampu berperan bijak, bijak dalam pembawaannya, bijak dalam berbagi ilmu, dan bijak sebagai seorang teman.

Dalam kelebihan, kekurangan, hak dan kewajiban seseorang terdapat amanah yang harus dipertanggungjawabkan ” ( 3K + 1 H )

Siapa kita ? dan Berapa harga kita ?
Mencoba berbijak dengan berkata ” di atas langit masih ada langit ”, ah kuno... ( hehe maksudnya apa ni, ngajak gelut . red : bertengkar ).
ada konsep baru ,
” kamu + saya = perubahan ke arah lebih baik ”

” Ini bukan tentang siapa yang lebih hebat...” ” tapi bagaimana kita bisa saling mengisi ”

Saat diam karena lamunan, kucoba berkreasi dengan pikiran aneh...

Introvert versus ekstrovert
Dalam perjalanan berkawan, saya menyimpulkan orang yang dikatakan introvert sebenarnya mempunyai potensi menjadi ekstrovert lebih besar. Dalam hal ini butuh keberanian untuk bertanya siapa diriku ? dan tentunya keluar dari titik normal. Diri sendiri memegang peranan penting disini. Berkaitan dengan keberhasilan adaptasi yang dia lakukan. Peran orang lain.. kamu yang lebih tau…

Berkata sopan dan tegas
Tak selamanya berkata manis dan tertata rapi membawa keberhasilan dalam berkomunikasi. Intinya ? kunci tujuannya, atur kata kuncinya, dan sederhanakan pilihan katanya.

Pasif dan Aktif
Sebenarnya diselesaikan atau tidak, masalah itu akan berlalu dengan sendirinya. Apakah kita akan mempercepat prosesnya atau hanya menunggu kepastian tanpa ujung... Yang pasti ada peluang di dalam suatu masalah. ( Awas kalau memencing di air keruh ..! )

Membenarkan bukan berarti tidak kritis
Dari pada berkumpul hanya untuk ” membenarkan pendapat yang mungkin belum tentu benar ” dan memposisikan kata ’ ya, setuju ’ hanya sebagai euforia untuk dihargai dalam kelompok, lebih baik kamu izin dan naik gunung saja... ”

Populer atau Berarti
Sama-sama mempunyai kesempatan untuk memiliki banyak teman atau relasi. Apakah perbedaannya ? ” hadirmu memberikan kemanfaatan, dan ketiadaanmu membangkitkan semangat untuk mandiri ”


Dan akhirnya...
Berbagai tingkat kehidupan akan menempa kita untuk makin arif dan bijaksana dalam menanggapi dan memaknai problematika hidup yang ada. Sadarkah, bahwa kita adalah guru bagi diri kita sendiri...? ” ada satu bagian dalam tubuh manusia, yang apabila dia baik maka baiklah semua fungsi yang ada dalam tubuh dan begitu pula sebaliknya ” Tetapi jangan pernah lupa, akal dan memori memegang peranan penting dalam menyikapi suasana hati yang kita alami. Mari terus belajar... Mari mengembangkan diri... Mari isi hari-hari ke depan kita dengan pengalaman yang lebih berdebu... Mari berbagi... Sebarkan nuansa positif kehadiranmu...!!! R.O.C.K

” Esensi sebuah harga diri bukan ketika kita mampu diterima oleh semua kalangan, tetapi saat kita mampu mengoptimalkan 3K + 1 H pada kondisi yang tepat ”


Happy is a life with history...

…Ini saatnya kita menentukan langkah baru, berwarna dan berdebu…
( bondan p & fade 2 black )

2 komentar:

Anonim mengatakan...

hmm .. bahasa pesepakbola kelas kakap tuh mas.. :DD

ayya mengatakan...

hmm. .. . kata 'esensi' itu keren.. tapi bahasa mas febri kayak sastrawan kelas kakap ya mas.. hegegegegeegegeegeegee :DDD